Said sangat takut neraka. Ia rajin beramal untuk bisa masuk surga. Namun, selalu gelisah karena tidak mendapat kepastian. Selalu ada pertanyaan dalam benaknya: “Cukupkah amal ibadah menyelamatkan?”
Ada ayat Al-Quran yang sangat menggelisahkannya. “Dan tidak ada seorang pun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan” (Qs 19:71).
Said berusaha untuk mendapatkan jawaban dari kegelisahannya ini. Mari kita simak pencarian Said dalam menemukan damai. Ia selamat dari neraka.
Amal Ibadah Manusia Sangat Terbatas
Said banyak bertanya kepada teman dan guru agama. Ia ingin tahu apakah amal ibadah menyelamatkan.
Informasi yang Said dapat menyatakan Mukmin memang perlu beramal. Dalilnya dari: “Itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan” (QS 43:72).
Namun tidak pernah ada jaminan amal ibadah menyelamatkan dari neraka. Mukmin tetap perlu mendapat ujian dan penghakiman sesuai perbuatannya. Bahkan ada hadits yang menegaskan: “Tidak ada amalan seorangpun yang bisa memasukkannya ke dalam surga, dan menyelematkannya dari neraka” (HR. Muslim no. 2817).
Lebih lanjut ahli agama menyatakan masalah surga itu murni hanya keputusan Allah. Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha yang terbaik. Asal bisa sujud menyembah saja sudah merasa beruntung.
Said menjadi lebih gelisah. Bagaimana ia sebagai Mukmin perlu meresponi hal ini? Karena Ia sadar penuh kelemahan dan dosa.
Allah Mengerti Keadaan Manusia Dan Menyediakan Pertolongan
Satu saat Said berdiskusi dengan temannya yang adalah pengikut Isa Al-Masih. Ia bertanya bagaimana pandangan temannya mengenai akhirat.
Teman Said menyatakan bahwa memang semua manusia berdosa. Perbuatan baik tetap tidak cukup untuk bisa membawa ke surga. “Ya, semua orang telah berdosa; semuanya tidak memenuhi harapan Allah yang mulia” (Injil, Roma 3:23 FAYH).
Namun Allah itu Kasih! Ia mengerti keadaan manusia karena itu menyediakan jalan keluarnya. “Namun sekarang Allah menyatakan kita ‘tidak bersalah,’ bila kita mempercayai Yesus Kristus [Isa Al-Masih, pernyataan rahmat Allah]. Karena kebaikan-Nya, menghapuskan dosa kita dengan cuma-cuma” (Injil, Roma 3:24 FAYH).
Said menjadi penasaran. Bukankah manusia memiliki begitu banyak dosa? Tidakkah mempercayai Isa lalu pasti selamat terkesan terlalu mudah?
Allah Tidak “Menimbang” Dosa, Melainkan Menghapusnya
Teman Said melanjutkan penjelasan. Bahwa sifat Allah adalah maha kasih dan juga maha Adil. Karena itu setiap dosa – banyak atau sedikit – pasti harus dihukum!
Namun janji indah Isa Al-Masih adalah Allah tidak “menimbang” dosa. Allah menghapus dan mengampuni dosa. Karena Allah tahu manusia dengan niat pribadi tidak akan sanggup hidup sempurna.
Sehingga setiap pengikut Isa tidak ada yang mengandalkan amal ibadah untuk keselamatan. Mereka bersandar penuh pada pengorbanan Isa Al-Masih yang sempurna. “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah” (Injil, II Korintus 5:21).
Keselamatan dari Neraka Adalah Hasil Rahmat Allah
Penjelasan ini menarik perhatian Said. Karena ia sadar bahwa memang manusia tidak akan sanggup selamat melalui amal ibadahnya.
Rupanya hadits yang dahulu pernah ia baca menyatakan yang sama. “Tidak ada amalan seorangpun yang bisa memasukkannya ke dalam surga dan menyelematkan dari neraka. … kecuali dengan rahmat dari Allah” (HR. Muslim no. 2817).
Teman Said menegaskan bahwa kitab Allah menjabarkan hal ini. “… Allah menunjukkan kepada kita suatu jalan lain ke surga — bukan dengan ‘menjadi cukup baik’ dan dengan berusaha menaati hukum-hukum-Nya. Melainkan … Allah mengatakan Ia akan menerima kita … bila kita percaya bahwa Yesus Kristus [Isa Al-Masih] menghapuskan dosa kita” (Injil, Roma 3:21-22 FAYH).
Jadi bukan amal ibadah menyelamatkan. Melainkan pernyataan rahmat Allah melalui Isa Al-Masih.
Said Menemukan Damai Dalam Isa Al-Masih
Setelah menjadi pengikut Isa, Said merasakan damai. Ada kepastian kasih Allah untuknya di akhirat nanti. Ia tidak lagi takut kepada neraka.
Selanjutnya pengikut Isa yang benar akan berbuat baik karena bersyukur. Bukan karena keharusan untuk selamat. Melainkan karena menghargai rahmat Allah dalam kehidupan.
Mari mengimani Isa Al-Masih agar mendapatkan rahmat Allah. Anda bisa hidup dalam damai karena ada kepastian keselamatan di akhirat.
[Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Takut Neraka.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf Takut Neraka berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Apakah Saudara yakin amal ibadah menyelamatkan? Jika tidak bagaimana jalan keluarnya? Jelaskan jawaban Saudara!
- Bagaimana pendapat Saudara mengenai Hadits yang menyatakan bahwa manusia tidak bisa selamat karena amal, kecuali dengan rahmat Allah (HR. Muslim no. 2817)?
- Bagaimana pendapat Saudara dengan pernyataan bahwa Allah mengerti manusia penuh kelemahan karena itu menyediakan jalan melalui Isa Al-Masih?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas atau ketakutan akan neraka maaf bila terpaksa kami hapus.